Langsung ke konten utama

Sui Kiau Kuah di Bakmi Margonda Cabang Kalimalang



Hari ini, menemani isteri beli seprei di Bale-Bale, Jatiwaringin - yang katanya akan pindah lokasi sebentar lagi - kami mampir di BAKMI MARGONDA Cabang Kalimalang. Lokasinya memang berada di area yang sama dengan bale-bale tersebut. Pintu masuk yang sama dengan satpam yang sama. Dari depan jalan jatiwaringin, tempat makan ini memang kurang terlihat; makanya meski kami "beredarnya” di kalimalang dan sekitarnya, kami belum pernah menyadari bahwa ternyata ada rumah makan ini.

Melihat-lihat menu, saya cari yang berbeda dari bakmi2 lainnya; yang beda dgn bakmi golek atau bakmi japos yang ada di sebelahnya. Dan saya pilih Sui Kiau. Apa itu? Katanya ada udang dan jamur di dalamnya, dan seperti gambar yang tergantung di dinding, ada dua pilihan: Sui Kiau kuah atau Sui Kiau goreng. Harganya sama, 15 ribu per porsi (isi 5 buah).


Nah, pesanan saya datang. Dalam mangkok dan lumayan enak su kiaunya. Udang dan jamur dibungkus dengan adonan kulit pangsit dan dibentuk seperti pastel. Kenyal udangnya pas. Kuahnya diberi daun bawang, hanya saja lain kali sepertinya saya harus minta agar micin / MSG-nya agak dikurangi. Pasti lebih sedap. Lidah saya agak gatal kalau makan msg kebanyakan.




Di pojok dinding tergantung artikel dari majalah Tempo yg telah diperbesar sehingga gampang membacanya. Judulnya, "Doktor Bakmi Waralaba". Membaca itu, saya jadi tahu bahwa ternyata Bakmi Margonda cabang Jatiwaringin ini bagian dari grupnya Bakmi Tebet dan Bakmi Langgara. Di situ dikisahkan sang pemilik, Wahyu Saidi memulai bisnis bakmi akibat perusahaan tempat ia bekerja bangkrut akibat krisis moneter di tahun 1999.

Ia kemudian mencoba bisnis pupuk namun gagal dan sempat pula membuka restoran pindang patin berdasarkan resep ala Palembang, tanah asalnya, dan juga gagal. Namun alumni ITB (S1 dan S2 Teknik Industri) ini tidak putus asa. Ia lalu meramu resep bakmi “meniru” Bakmi GM berdasarkan petunjuk ahli kuliner dan pensiunan staf Bakmi GM. Lahirlah Bakmi Langgara dan Bakmi Tebet, yang singkat cerita kemudian berkembang menjadi bisnis waralaba yang sekarang entah sudah puluhan bahkan ratusan cabang. Dan salah satunya, Bakmi Margonda di Jatiwaringin ini.

Jadilah Wahyu Saidi kemudian dengan bangganya menulis di kartu namanya: Wahyu Saidi – Doktor Bakmi. Ya, memang kebetulan ia seorang Doktor S3 dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Mau coba Bakmi Margonda? Silakan,..dan jangan lupa ceritakan ke saya rasanya ya..karena saya tidak sempat mencicipi bakminya.. :)

Bakmi Margonda Cabang Kalimalang, Jakarta
Jalan Jatiwaringin, Jakarta. Di sebelah Easton Apartment, dekat Swalayan Naga dan dekat lampu merah Pangkalan Jati, Kalimalang.

Komentar

TAS PREMIUM INDONESIA

TAS PREMIUM INDONESIA
INDONESIAN PREMIUM BRAND

Postingan populer dari blog ini

Warteg Apa yang Paling Enak di Jakarta?

Saya suka sekali makan Warteg dan Nasi kucing . Istri saya sampai protes...Hahaha... Yah,..habisnya di mana lagi coba kita bisa makan sambil ngangkat kaki ke kursi terus baca koran rakyat semacam Warta Kota, Pos Kota atau bahkan Lampu Merah. Wkwkwkw... Sayang saya bukan pejabat, kalau ya, pastilah dibilang merakyat. Tapi ini bukan pencitraan lho.. Memang dasar suka aja. :) Nanti saya kasih tahu makan nasi kucing yang enak di Jakarta yang mana, tapi sementara ini kita bahas yang warung tegal dulu ya... Oke lah kalau beg beg… Okelah kalau beg beg… Kalau lagi cari makan di sekitar Kampung Melayu, Casablanca, Kuningan, Supomo / Saharjo atau Manggarai, saya pasti langsung meluncur ke WARTEG WARMO . Nah, yang ini memang warung tegal yang paling enak bin legendaris . Di jaman bokap gue dulu, era 80 - 90 an, warung ini tersohor sekali di kalangan anak gaul jakarta. Habis pulang ajojing (baca: dugem) jam 3 / jam 4 pagi, mereka mampir ke Warteg Warmo sebab tempat ini buka 24 jam no...

Di Mana Sate Kambing Paling Enak di Jakarta?

Berbahagialah kalian yg tinggal di Cempaka Putih . Kenapa? Karena kalian berada dekat dengan sate kambing terenak di Jakarta. Sementara kami harus menempuh puluhan kilometer, berjuang menembus kemacetan untuk dapat merasakan lezat dan lembutnya daging kambing Sate Pak Ali . Ya,.. sate kambing paling enak versi istri saya bukan Sate Pejompongan , bukan pula Sate Sabang . Tapi yang satu ini: sate warung tenda kaki lima di sebelahnya APOTIK KINASIH  di Jalan Cempaka Putih Tengah 17 . Demikian menurut beliau yang seorang picky-eater – sehingga tidak gampang untuk suka suatu makanan atau masakan. Yang di Cempaka Putih ini dagingnya lebih lembut dibandingkan Sate Pejompongan. Dan dalam tiap tusuk satenya, semua berupa daging kambing, tidak dicampur hati sebagaimana di Sate Sabang. Lagipula dari segi harga, Sate Cempaka Putih jauh lebih murah. Per tusuk hanya rp 2.000. Beli 10 tusuk Cuma Rp 20 ribu. Bandingkan dengan di Pejompongan atau Sabang yang mana kita musti merogoh...

Di Mana Tempat Wisata Alam di Puncak, Bogor tapi Bukan Taman Safari atau Cimory

Tur Jakarta - Bandung via Puncak , kami lanjutkan. Setelah Riung Gunung , tujuan berikutnya Puncak Pass – titik tertinggi di jalur ini. Patokannya, Restoran Rindu Alam. Nah, di dekat situ kami dengar ada tempat wisata alam yang indah , TELAGA WARNA . Anda belum pernah dengar sebelumnya? You’re not the only one ...Kami juga tahunya dari internet kok. Sebab seumur-umur melewati Puncak tidak pernah “ngeh” ada danau alam yang indah luar biasa . Tahunya cuma Cimory , Taman Matahari dan Taman Safari . Sebab mereka dikelola swasta dan pasang plang besar-besar. Sepanjang jalan pasti keliatan. Sementara Telaga Warna ini, plangnya minim dan kecil banget. Nyaris tak terlihat! Plang pintu masuk juga tidak ada. Jadi, pasti bingung deh masuk mobilnya dari mana? Aha!...makanya baca terus sampai bawah ya. Nanti saya kasih tahu… :) Masuk ke Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna , bayarnya cuma Rp 2.500 per orang. Jadi kami berempat hanya bayar 10 ribu. Untuk wisatawan asing  tiket masuknya...
Custom Search