Anda pernah makan di Hanamasa? Saya rasa jawabnya ‘iya’. Benar kan? :)
Restoran All You Can Eat ini memang salah satu favorit pemirsa... Kenapa begitu. Saya rasa ada beberapa alasan.Pertama, lokasinya ada di banyak tempat sehingga mudah dijangkau. Tidak perlu jalan terlalu jauh...Ada di dekat rumah atau kantor. Bukan hanya di Jabodetabek, tapi juga di berbagai kota besar seperti Badung, Surabaya, dan Bali.
Alasan kedua, harganya relatif lebih murah dibanding yang lain, misalnya: Piscator (di Epicentrum Kuningan). Memang ada juga Resto Makan Sepuasnya yang lebih murah dari Hanamasa, misalnya Hartz Chicken Buffet. Namun menu yang disajikan berbeda. Yang itu ayam yang ini sea food. Jadi memang masakan laut lebih banyak disukai orang. Nah, inilah alasan ketiga. Penikmat kuliner lebih suka sea food dibanding ayam. Apalagi, Hanamasa ini menyajikannya ala Jepang, Korea dan Thailand jadinya simpel dan enak. Memasak sendiri menjadi begitu gampang. Tinggal celup ke bumbu, bakar di kompornya, bolak balik, celup lagi ke bumbu terus dimakan deh. Soal rasa, juga enak. Favorit kami, daging sapi tipis-tipis yang telah dibumbui. Wuih...kalau ke Hanamasa pastilah kami ambil beef teriyaki ini banyak-banyak... Hehe...udang dan cumi juga banyak sih, cuma daging ini lebih banyak.
Menilik dari larisnya restoran ala Jepang, sang model, pesinetron, artis, dan tentunya seorang selebritis: Ferry Salim tergerak untuk ikut mencicipi lezatnya bisnis kuliner serupa. Nah, ia membuka restoran Shabu Slim. Cukup berhasil juga lho... Cabangnya sudah ada di mana-mana. Ada di Kelapa Gading, Pluit, Kota Casablanca, dan lain-lain. Lalu, apa bedanya dengan Hanamasa?
@SHABU SLIM KELAPA GADING: Lebih dekat dari rumah, jadi kami seringnya ke sini
Ayo kita bikin daftarnya!
@SHABU SLIM KELAPA GADING: Shabu-shabu: tinggal rebus semua sayur, jamur, daging, dan sea food yang diinginkan ke dalam wajan berisi kuah.
Sushi: tinggal ambil yang dimaui di atas roda berjalan. Ada sushi tuna dan lain-lain.
Sushi: tinggal ambil yang dimaui di atas roda berjalan. Ada sushi tuna dan lain-lain.
Perbedaan lainnya, di Hanamasa selain rebus-rebusan (shabu), kita juga bisa bakar-bakaran (Yakiniku). Di Shabu Slim gak ada menu bakar-bakaran ini. Sebagai gantinya, ada Sushi. Makanya penyajiannya pun meniru restoran sushi, yakni menggunakan ban berjalan. Nah, ini juga sekaligus perbedaan yang ketiga.
@SHABU SLIM KELAPA GADING: Ini meja untuk hidangan karbohidrat, seperti mie goreng, bakwan, dan lain-lain. Juga ada minuman seperti teh chrysantemum, kopi, soft drink, dan lainnya.
Kalau di Hanamasa, bahan makanan diletakkan di meja saji. Kita tinggal berjalan ke situ, ambil yang kita mau dan habiskan yang kita ambil. Nah, di Shabu Slim, pengunjung tidak perlu berdiri. Cukup duduk di depan meja karena makanan dan bahan makanannya akan menghampiri, berjalan di atas belt conveyor. Tinggal ambil sayuran, tahu, daging sapi, udang, cumi, shusi roll, dan bahkan bir kaleng.
@SHABU SLIM KELAPA GADING: Bahan makanan untuk shabu-shabu dan juga sushi siap makan menghampiri para tamu melalui conveyor belt (ban berjalan)
Perbedaan ketiga: Di Hanamasa tidak ada batas waktu untuk menyantap semua hidangan, sedangkan di Shabu Slim, kita dibatasi waktu 1.5 jam. Waktu yang cukup lama untuk sekedar makan, tapi kalau untuk bercengkrama semisal reunian, sepertinya jangan di Shabu Slim deh. Mending di Hanamasa saja.
Harganya bagaimana? Relatif sama sih di antara keduanya ini. Berkisar Rp 135 ribu per orang dewasa. Anak kecil lebih murah.
Jadi pilih yang mana?
Komentar
Posting Komentar