Langsung ke konten utama

Di Mana Makan Sea Food Paling Enak dan Murah di Bandung?

Di tahun 2001, saya dan sobat, Hilal berencana membuka Warung Sate Madura di Bandung. Kala itu kami baru lulus kuliah dan sangat awam dalam hal bisnis maupun kuliner. Bingung juga mau memulai dari mana dan bagaimana. Hanya model tekad dan nekad.

Nah, teman kami Bostang, pemilik warnet Mentel-Net memberi tahu. Katanya, teman kuliahnya di Teknik Sipil Maranatha sudah sukses jualan Sea Food. Dia belum lulus kuliah tapi dia sudah bisa beli rumah, mobil, dan sudah nikah biaya sendiri. Wow!! Kami takjub juga mendengarnya? Memangnya warung sea food apa namanya? Sebagai mantan mahasiswa kami dulu tahunya cuma Sea Food kaki lima CILAKI. Harganya murah, rasanya mantab. Bostang bilang, “Namanya PARIT 9. Ada di Jalan Cendana. Nah, daripada kalian bingung, mendingan kita ketemu langsung dengan owner Parit 9 ini. Namanya EKO. Rumahnya di Antapani”. Ayo!

Maka pergilah kami bertiga menemui Eko di rumahnya. Dengan naifnya kami juga bawa proposal. Siapa tahu ia mau invest pikir kami. Hehe….

Pas ketemu, Eko orangnya ramah. Usianya satu tahun lebih muda dari kami, tapi badannya sudah besar, tambun, bersih dan rapi, ciri orang berduit pada umumnya. Hehehe.. Kontras sekali dengan kami yang kala itu masih cungkring, kurus, gondrong, lusuh dan bersendal jepit. Tipikal penampilan mahasiswa pada umumnya.

Eko hanya sekilas menengok isi proposal kami. Hanya bottom line-nya saja dan langsung menasehati kami untuk memulai warung makan jangan dengan investasi besar-besaran. Sebagai pemula ia bahkan menyarankan kaki lima saja dulu dengan kursi seadanya. Dua meja pun tak mengapa. Daripada banyak meja tapi yang datang sedikit, jadinya warung terlihat sepi. Tapi kalau meja sedikit orang antri mau duduk, maka warung berkesan ramai. Itu taktik bisnis sebagaimana pengalamannya dahulu.

Eko juga berpesan untuk tidak malas. Ia bercerita bahwa saat awal dulu, ia selalu bangun pagi sekali, jam 3 untuk belanja ke Pasar Ciroyom. Lalu langsung mengerjakan segala hal sampai remeh temeh yang berhubungan dengan warungnya. Ujarnya, meski sudah ada karyawan, ia tetap sering melakukan kontrol di warung karena dia punya standar dan ekspektasi yang lebih dibanding karyawannya.

Ia pun sedikit menceritakan taktik bisnisnya. Parit 9 tidak berusaha menyaingi Sea Food Raja Rasa yang memang sudah lebih duluan dan sudah top sebagai rajanya sea food. Eko lebih memilih untuk jualan sea food dengan harga murah, tapi bukan kaki lima (karena kaki lima sudah ada Sea Food HDL Cilaki). Kata Eko, kalau mau makan enak orang ingat Raja Rasa, tapi kalau mau pesta kepiting orang ingat Parit 9. Luar biasa! Karena setelah belajar marketing beberapa tahun kemudian barulah saya paham bahwa Eko telah melakukan diferensiasi dan positioning.

Kalau makanannya dijual murah nanti rugi dong? Kita dapat untung darimana?


Nah kami dapat tips lagi.
"Kalian harus punya 'tembakan'", jawab Eko. Setiap yang makan kan pasti minum. Dan yang minum saja belum tentu makan. Jadi, tembakan saya ya di minuman. Saya dapat untung dari minuman. Rata-rata orang tidak memperhatikan harga minuman di restoran. Mereka cari yang murah di makanan utama tapi lupa menengok harga minuman. “Saya sebetulnya jualan nasi", lanjutnya. Setiap yang makan sea food pasti pesan nasi. Nah, itu juga ‘tembakan’ saya.

Asyikkk bangettt ya... Tidak heran uang mengalir terus di warung makan.

Super sekali tips dan pengalaman Eko Parit 9. Sekarang apa kabar bisnisnya?

Tampak depan Rumah Makan Seafood Parit 9

Dari semenjak 12 tahun yang lalu sudah banyak sekali perubahan pada Restoran Parit 9, Bandung. Sudah tambah maju. Dari yang dulunya menyewa garasi rumah orang di Jalan Cendana, sekarang sudah menempati rumah besar di Jalan Anggrek, dekat asrama Santa Ursula dan Sate Anggrek. Tentu ruang makannya jadi lebih luas. Bisa makan di ruang depan, belakang, atau samping. Muat untuk ratusan orang. Ada mushollanya juga, sehingga banyak turis Malaysia yang mampir makan di sini. Saking penuhnya, sering parkir mobil meluber sampai ke jalan di depan lapangan rumput seberang. Foto sang pemilik terpampang di ruang akuarium bersama tulisan "Beli satu kepiting sama dengan menanam satu pohon". Itu program sosial yang saat ini dijalankan Eko sang pemilik.

Ruang Makan di Parit 9, Bandung

Setiap kali ke PARIT 9, kami selalu memesan Kepiting Saus Singapore. Ini favorit istri saya tercinta. Rasanya pedas-pedas enak. Menurutnya, yang ini lebih enak daripada kepiting saus padang walaupun sama-sama pedas. Bahkan dibanding yang di Sea Food Sarang Kepiting, Gunung Sahari Jakarta. Kepiting Saus Singapore, kuah / sausnya pakai daging kepiting juga. Jadinya makin enak dan benar-benar pesta kepiting. 1 porsi dapat 3 kepiting. Bisa dimakan berdua atau bertiga. Kalau mau lebih pesta lagi, pesan juga sup kepiting. Ini sopnya kental sekali karena daging kepitingnya banyak. Porsinya juga besar, cukup untuk 2 - 3 orang.

Soal harga bagaimana? Parit 9 benar-benar konsisten. Tetap murah seperti biasa sejak dulu. Dibanding restoran sea food sekelasnya, di sini benar-benar murah. Terutama kepiting. Rp 81.500 + pajak 10% sudah bisa makan kepiting hampir sekilo (9 ons). Puas banget. Rincian lainnya yang kami pesan: Nasi putih Rp 3.500+ per porsi, jus strawberry Rp 8.000+, nasi goreng Rp. 10.000+. Murah kan?


Kepiting Saus Singapura di Restoran Parit 9 Sea Food, Bandung

Oya, dari dulu Eko sang pemilik senang melakukan diversifikasi bisnis. Tahun 2001 ia memasok jengkol ke pasar induk. Ia datangkan dari Sumatra. "Jawa Barat ini provinsi terbesar yang mengkonsumsi jengkol", ujarnya. Nah, sepuluh tahun kemudian, Eko memperluas lini bisnisnya dengan membuka restoran sate ber-tagline "Pesta Makan Sate". Lokasinya di Jalan Cihapit. Boleh juga tuh mampir mencicipi.

Bagaimana caranya ke Restoran Sea Food Parit 9?

Bisa datang dari Jalan Supratman atau bisa dari Jalan Riau.
Kalau dari Jalan Riau, dari arah Dago, berarti melewati deretan Factory Oulet. Lurus terus, melewati Masjid Istiqomah, Gereja HKBP, dan Taman Pramuka. Nah, sekarang pelan-pelan. Jalan Anggrek belokannya di depan setelah Taman Pramuka ini. Kalau malam di simpang jalan ini ada sate kaki lima yang rame sekali, namanya Sate Anggrek. Belok masuk ke Jalan Anggrek itu. Lurus kira-kira 500 meter, Sea Food Parit 9 letaknya di sebelah kiri. Di sudut jalan, di depan lapangan segitiga.

Kalau datangnya dari Bandung Selatan (Jalan Ahmad Yani atau Jalan Laswi), maka masuk ke Jalan Riau (R.E Martadinata), dan ketemu perempatan pertama, belok kanan. Itu sudah Jalan Anggrek.

Nah, kalau dari Jalan W.R. Supratman, dari arah Dago (Jalan Diponegoro), berarti melewati Hotel Mitra (sebelah kiri), lurus terus melewati Simpang Katamso (sebelah kiri) dan Lapangan Supratman (sebelah kanan). Nah, sekarang perlahan. Di depan belok kanan. Itu Jalan Anggrek. Nah, Rumah Makan Parit 9 kira-kira 200 meter dari situ.


Restoran Parit 9 Sea Food
“Pesta Makan Kepiting”
Alamat: Jl. Anggrek no 61, Bandung
Telepon: (022) 7103996 / (022) 7103908

Komentar

TAS PREMIUM INDONESIA

TAS PREMIUM INDONESIA
INDONESIAN PREMIUM BRAND

Postingan populer dari blog ini

Tempat Anak-anak Berenang di Palembang: Amanzi Waterpark

Ini dia nih topi kesayangan saya sekarang..Hehehe...Warnanya hitam, tulisannya " AMANZI ". Apaan tuh? Ini salah satu tempat berenang paling keren sejagat Palembang . Begini ceritanya.. Pada hari ketiga lebaran kemaren, tepatnya di Hari Jumat nan berbahagia..anak-anak saya mulai "gelisah". Sibuk bilang boring dan semacamnya. Mulai deh mereka menagih pengen berenang. Yah, memang dijanjiin juga sih. Waktu di perjalanan mudik kemaren, waktu menginap di Hotel Horizon Lampung mereka tidak sempat berenang di kolam renangnya. Yah,..mau gimana ya..waktu itu kan kitanya lagi kejar tayang. Check in malam, dan paginya sudah musti cabut lagi melanjutkan perjalanan ke Palembang. Terpaksa saat itu anak-anak dijanjikan, berenangnya nanti saja... Nah lho! Maka itulah mereka menagih. Just like elephants..kids never forget!   Maka pencarian pun dimulai…Buka-buka internet dan ada info beberapa hotel di Palembang yang membuka kolam renangnya untuk umum. Cukup bayar 10...
Custom Search