Langsung ke konten utama

Di Mana Tempat Wisata Alam di Puncak, Bogor tapi Bukan Taman Safari atau Cimory


Tur Jakarta - Bandung via Puncak, kami lanjutkan. Setelah Riung Gunung, tujuan berikutnya Puncak Pass – titik tertinggi di jalur ini. Patokannya, Restoran Rindu Alam. Nah, di dekat situ kami dengar ada tempat wisata alam yang indah, TELAGA WARNA.

Anda belum pernah dengar sebelumnya? You’re not the only one...Kami juga tahunya dari internet kok. Sebab seumur-umur melewati Puncak tidak pernah “ngeh” ada danau alam yang indah luar biasa. Tahunya cuma Cimory, Taman Matahari dan Taman Safari. Sebab mereka dikelola swasta dan pasang plang besar-besar. Sepanjang jalan pasti keliatan. Sementara Telaga Warna ini, plangnya minim dan kecil banget. Nyaris tak terlihat! Plang pintu masuk juga tidak ada. Jadi, pasti bingung deh masuk mobilnya dari mana? Aha!...makanya baca terus sampai bawah ya. Nanti saya kasih tahu… :)

Masuk ke Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna, bayarnya cuma Rp 2.500 per orang. Jadi kami berempat hanya bayar 10 ribu. Untuk wisatawan asing  tiket masuknya Rp 15 ribu. Murah ya?

Memang murah meriah sebab tempat ini tidak profit-oriented dan oleh pengelolanya, Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bandung ( BKSDA) lebih diperuntukkan untuk cagar alam dan penelitian. Makanya, yang ke sini juga tidak terlalu ramai orangnya. Cuma yang tahu yang tahu aja. Jadinya enak juga. Di Telaga Warna ini tidak terlalu sesak serta lebih terjaga kebersihan dan kerapihannya dibanding beberapa tempat wisata serupa (baca: dikelola pemerintah dan murah meriah) misalnya Danau Situ Patenggang atau Air Terjun Maribaya.



Dan tidak menyesal lho masuk sini. Danaunya indah banget! Warnanya hijau saat kami datang. Menyatu dengan warna pepohonan dan vegetasi hutan yang mengelilinginya. Di saat-saat lain warna air danau ini bisa berubah-ubah. Mulai dari hijau, cokelat, kuning, sampai bisa kuning terang sekali (kuning kunyit). Makanya danau ini dinamakan telaga warna. Kenapa bisa begitu?

Tempat Wisata Alam Telaga Warna, Puncak, Bogor

Kalau menurut legenda, dahulu kala di lereng Gunung Lemo, Mega Mendung ini ada sebuah kerajaan bernama Kutatanggeuhan atau Kerajaan Kemuning yang dipimpin oleh Prabu Swarnalaya. Pada suatu masa, sang putri kerajaan bernama Gilang Rukmini memiliki keinginan untuk menghias setiap helai rambutnya dengan emas permata. Duile…susah sekali ya keinginannya itu, Bo…Dan akibat tidak dipenuhi, sang putri marah!..Ia melemparkan semua emas permata pemberian Baginda Raja. Dan saat itu juga terjadi keajaiban. Bumi berguncang…dan keluar air dari tanah. Makin lama makin besar dan menenggelamkan Kerajaan Kutatanggeuhan beserta isinya. Terbentuklah sebuah danau. Dan dari dasar danau memancar cahaya berwarna-warni, berasal dari permata yang bertebaran tadi. Itulah asal-usulnya.

Nah, itu menurut legenda. Bagaimana kalau penjelasan ilmiahnya? Kemungkinan perubahan warna itu disebabkan oleh ganggang yang ada di danau ini. Tumbuhan jenis algae ini bisa berubah-ubah warnanya sehingga air danau pun ikut terlihat berubah warna. Atau teori lain mengatakan perubahan warna air ini akibat pantulan sinar matahari yang menerpa tumbuh-tumbuhan di sekeliling danau. Terdapat tujuh macam perubahan warna.

Bisa aktivitas apa aja di Telaga Warna, Bogor ini?

Di sini anak-anak bisa main flying fox. Meluncurnya cukup ekstrim,..melintasi tengah danau dari ujung ke ujung. Bayarnya Rp 15 ribu saja. Atau bisa juga melintasi danau main rakit bambu. Bayarnya juga cuma Rp 15 ribu sepuasnya keliling danau. Atau yang mau foto-foto narsis or selfie? Bisa juga. Backgound fotonya bagus banget,..alam hijau asri alami nan indah. Makanya banyak juga yang menjadikan Telaga Warna ini lokasi untuk foto pre-wedding, atau pemotretan produk, iklan, bahkan untuk shooting film.

Lihat titik orange itu? Itulah tempat mendaratnya flying fox, melintasi danau Telaga Warna

Foto Tas Angsa Dua di Telaga Warna, Puncak, Bogor

Buat yang hobi fotografi, asyik banget. Di sini bisa memotret berbagai objek alam, flora dan fauna yang dilindungi, antara lain Pohon-pohonan (Saninten, Puspa, Rasamala), Tumbuhan Bunga (Kantong Semar, Anggrek Kasut), Tumbuhan Obat (Pulasari, Katungtungkul, Tabatbarito), Hewan Mamalia (owa, kijang, kera abu-abu, surili, lutung), Hewan Amphibi (Katak Bertanduk, Katak Serasah, Katak Hijau). Bird watching ataupun Bird Photography juga bisa karena ada burung khas seperti Elang Jawa, Tekukur, Burung Hantu, Puyuh, Kadanca, Walet serta Raja Udang. Di Telaga Warna ini ada menara pengintainya setinggi 13.5 meter.

Kera abu-abu di Taman Wisata Alam Telaga Warna, Puncak, Bogor

Jajanan dan makanan di sini murah. Juga banyak jualan mainan anak tradisional dari bambu

Kalau kami berdua, memilih santai-santai saja sambil makan bakso (Rp 10 ribu per porsi), menikmati pemandangan danau dan tebing yang hijau ditumbuhi pepohonan. Tebingnya sangat curam, pastilah belum terjamah manusia. Di atas sana, kabut tipis sudah mulai meggelayut di puncak bukit. Memang kalau mau ke Telaga Warna sebaiknya pagi hari, sebab selepas jam 13 biasanya kabut sudah turun menutupi danau. Pandangan menjadi terbatas dan hujan pun mulai mengguyur. Makanya, jangan lupa juga bawa payung. Ojek payung di sini Rp 15 ribu. Kalau beli payungnya Rp 50 ribu.

Oya, di danau Telaga Warna ini katanya ada dua ekor ikan purba lho…Namanya Si Layung (warna merah) dan Si Tihul (warna hitam). Tapi mereka berdua jarang sekali muncul dan terlihat. Jadi, ikan ini semacam misteri yang memunculkan mitos.



rekreasi naik rakit di danau

Tak berapa lama, hujan mengguyur dan kabut semakin tebal. Sebelum tambah tebal, kami pun mulai bergerak pulang. Bukan pulang ke rumah, tapi balik ke mobil dan melanjutkan perjalanan ke Bandung.

Nah, sesuai janji saya di atas, sekarang saya jelaskan bagaimana caranya kalau mau ke Tempat Wisata Alam Telaga Warna, Puncak, Bogor.

Dari Jalan Raya Puncak, cari saja Restoran Rindu Alam di Puncak Pass – puncak tertinggi di jalan raya ini – sebab Wisata Alam Telaga Warna letaknya sekitar 200 meter dari Restoran Rindu Alam. Parkir saja kendaraan di area parkir Rindu Alam lalu berjalan kaki, turun ke arah Ciawi, tengok ke kanan. Persis di tikungan situ ada Billboard iklan yang di bawahnya ada tulisan petunjuk “Telaga Warna”. Ada gang kecil (mobil tidak muat, hanya bisa sepeda motor) di situ, di balik warung-warung dan tukang ojek yang mangkal. Masuk gang itu, dan segera Anda akan menemukan kebon teh di kiri-kanan jalur paving block. Ikuti saja jalannya. Dan di depan sudah terlihat pintu masuk Telaga Warna…Silakan masuk.


Oya, sebetulnya mobil Anda bisa juga di parkir di depan warung di depan gang tadi itu, kemudian masuk deh jalan kaki. Tapi itu kalau Anda sudah paham betul lingkungan Puncak, sebab plang petunjuk Telaga Warna kecil sekali lho…Kalau mencarinya sambil mobil jalan pasti bingung. Mending patokannya Rindu Alam saja.

Kalau Anda malas trekking (jalan kaki), sebetulnya mobil/motor bisa masuk sampai persis ke depan pintu masuk Telaga Warna. Bagaimana caranya?

Kalau dari Ciawi, maka setelah Masjid Attawun, perlahan saja. Nanti sebelum Restoran Rindu Alam di sebelah kiri, persis pas tikungan, ada jalan masuk dengan pos jaga dan portal. Tidak ada tulisan Telaga Warna / Tempat Wisata / semacamnya,..yang ada cuma tulisan bahwa Anda masuk ke areal perkebunan teh milik sebuah PT. SSBP. Nah, bayar Rp 10 ribu, nanti portal dibukakan. Masuk ke situ, ikuti jalan berbatu. Nanti ketemu 2x persimpangan, ambil yang kanan terus ya (jangan belok kiri). Kira-kira 500 meter nanti sampai di ujung jalan, yaitu pintu masuk TWA Telaga Warna.

Jalan masuk mobil ke tempat wisata alam Telaga Warna, Puncak Pass, Bogor

Kalau dari arah Cianjur, maka setelah ketemu Restoran Rindu Alam, jalanan menurun. Perlahan saja dan tengok kanan. Pada tikungan kedua, Anda bakal menemui jalanan dengan portal dan pos jaga. Nah, Anda belok situ. Memang tidak ada tulisan Telaga Warna atau Tempat Wisata atau semacamnya, hanya ada tulisan PT. SSBP. Tidak usah ragu, masuk situ sebab Telaga Warna memang menyatu dengan kompleks perkebunan teh milik PT tersebut. Tiket masuk mobil Rp 10 ribu, nanti portal dibuka. Masuk dan ikuti jalan. Kalau ketemu persimpangan, jangan belok kiri ya…ambil jalan yang ke kanan saja terus. Sampai deh di pintu masuk Telaga Warna. Silakan parkir paralel, dan enjoy!

Alamat Taman Wisata Alam TELAGA WARNA
Puncak Pass, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Indonesia
Jam Buka: 08:00 – 17:00

TAS PREMIUM INDONESIA

TAS PREMIUM INDONESIA
INDONESIAN PREMIUM BRAND

Postingan populer dari blog ini

Restoran All You Can Eat Pilihan Keluarga: Hanamasa atau Shabu Slim ?

Anda pernah makan di Hanamasa ? Saya rasa jawabnya ‘iya’. Benar kan? :) Restoran All You Can Eat ini memang salah satu favorit pemirsa... Kenapa begitu. Saya rasa ada beberapa alasan. Pertama, lokasinya ada di banyak tempat sehingga mudah dijangkau. Tidak perlu jalan terlalu jauh...Ada di dekat rumah atau kantor. Bukan hanya di Jabodetabek, tapi juga di berbagai kota besar seperti Badung, Surabaya, dan Bali. Alasan kedua, harganya relatif lebih murah dibanding yang lain, misalnya: Piscator (di Epicentrum Kuningan).  Memang ada juga Resto Makan Sepuasnya yang lebih murah dari Hanamasa, misalnya Hartz Chicken Buffet . Namun menu yang disajikan berbeda. Yang itu ayam yang ini sea food. Jadi memang masakan laut lebih banyak disukai orang. Nah, inilah alasan ketiga. Penikmat kuliner lebih suka sea food dibanding ayam. Apalagi, Hanamasa ini menyajikannya ala Jepang, Korea dan Thailand jadinya simpel dan enak. Memasak sendiri menjadi begitu gampang. Tinggal celup ke bumbu, bakar d...

Tempat Anak-anak Berenang di Palembang: Amanzi Waterpark

Ini dia nih topi kesayangan saya sekarang..Hehehe...Warnanya hitam, tulisannya " AMANZI ". Apaan tuh? Ini salah satu tempat berenang paling keren sejagat Palembang . Begini ceritanya.. Pada hari ketiga lebaran kemaren, tepatnya di Hari Jumat nan berbahagia..anak-anak saya mulai "gelisah". Sibuk bilang boring dan semacamnya. Mulai deh mereka menagih pengen berenang. Yah, memang dijanjiin juga sih. Waktu di perjalanan mudik kemaren, waktu menginap di Hotel Horizon Lampung mereka tidak sempat berenang di kolam renangnya. Yah,..mau gimana ya..waktu itu kan kitanya lagi kejar tayang. Check in malam, dan paginya sudah musti cabut lagi melanjutkan perjalanan ke Palembang. Terpaksa saat itu anak-anak dijanjikan, berenangnya nanti saja... Nah lho! Maka itulah mereka menagih. Just like elephants..kids never forget!   Maka pencarian pun dimulai…Buka-buka internet dan ada info beberapa hotel di Palembang yang membuka kolam renangnya untuk umum. Cukup bayar 10...

Rumah Makan Sunda di Bandung; Antara Ma' Uneh, Sawios, dan Ibu Hj. Cijantung

Taman Flexi di Bandung tempat main sepeda...Asyik.. Libur panjang ya? Asyik banget! Wisata ke Bandung lewat  Tol Cipularang tapi tidak lupa keluar tol sebentar buat mampir makan siang di Sate Maranggi yang asli . Yang di bawah hutan jati, Purwakarta itu lho... Nah, sore-sore menjelang maghrib kami sampai deh di Bandung. Kalau sudah di tanah Parahyangan tentunya pengen mencicipi yang khas dong. Maka daripada itu terpikirlah untuk makan di rumah makan Sunda favorit keluarga kami : Ibu Hj. Cijantung (dulu namanya Hj. Ciganea) . Dari exit tol Pasteur tinggal lurus saja, naik jembatan Pasupati sampai ujungnya, bermuara di Jalan Surapati. Ketemu lampu merah depan Gasibu, tinggal lurus saja sedikit. Pelan-pelan. Ada belokan pertama ke kiri – di sebelahnya RM. Sindang Reret. Nah, masuk ke situ. Itu namanya Jalan Merak (di situ ada toko kaos legendaris “ C59 “– yang angkatan-angkatan babe gua, tahun 90-an pasti tahu banget sama baju kaos ini). Tak jauh dari situ, tengok kiri...
Custom Search