Kapan-kapan kita ke sana lagi ya?
Ayo, siapa takut!
Anak-anak juga senang sekali ke sana. Mereka bisa main perosotan dan loncat-loncatan di arena bantalan udara (Rp 20 ribu per 30 menit). Anak saya bilangnya: boing-boing…"Adek bisa main boing-boing"...maksudnya loncat-loncat.
Anak kecil, mau di mana juga tetap aja carinya permainan...
"Row, row, row your boat gently down the stream...", anak kami nyanyinya gitu
Perjalanan satu jam sampai deh ke Sentul City. Di sini tempat wisata lumayan banyak lho. Mulai dari yang alami seperti Air Terjun Bidadari sampai yang modern seperti Jungle Land Adventure Theme Park-nya Bakrie Sentul Nirwana. Mau wisata kuliner juga bisa. Ada Kopi tiam Oey dan Sop Ikan dalam Bambu “Karimata”. Jadi di sekitaran Sentul City ini kita bisa bikin itenerary apa saja yang mau kita datangi dalam sehari.
Seperti kami, di hari Minggu itu. Pagi-pagi mampir ke Taman Budaya Sentul City. Anak-anak main kuda, beca mini, sepedam layang-layang dan flying fox. Lalu lanjut makan siang di Restoran Karimata, mencicipi sop ikan dalam bambu. Setelah itu sholat zuhur di Masjid Andalusia, parkir mobil di situ dan nyeberang ke Pasar Apung.
Mendengar namanya, dulu saya mengira ini tempat jual beli barang layaknya pasar tradisional terapung seperti di Banjarmasin, Kalimantan atau di Ratchaburi, Thailand. Orang-orang pada bertransaksi di atas sampan di sungai, jual beli pisang, kelapa, sayur mayur, bumbu dan kue-kue. Seru tuh! Sekaligus menarik... Tapi ternyata bukan begitu sodra-sodra...
Taman bertema sains di Sentul City, Bogor
Dan agar nyambung dengan namanya, dibuatkanlah danau buatan serta Sungai Cikeas yang memang mengalir di area situ dimanfaatkan jadi daya tarik. Maka terbentuklah semacam pulau buatan di tengah air. Bangunannya pun dibikin seperti bentuk kapal dengan tali, tiang dan umbul-umbul. Jadilah kapal besar yang sedang mengapung.
Ah Poong - Pasar Apung Sentul City
Untuk mencapai ke sana, bisa melalui 2 jembatan, tinggal pilih: Jembatan gantung warna merah yang goyang-goyang (anak saya bilangnya: shake-shake bridge), atau jembatan besi warna kuning. Nanti mendaratnya di depan tempat makan berkonsep jajanan pasar malam "Eat and Eat".
Menuju ke Ah Poong - Pasar Apung Sentul City
Jembatan Kuning bagus untuk jadi setting berfoto
Nah, yang bikin istri saya suka sekali makan di sini - katanya enak-enak semua - dikarenakan counter yang bisa jualan di Pasar Apung ini harus lolos seleksi oleh pakar kuliner Indonesia, Bapak Bondan Winarno. Beliau pilih hanya yang maknyus-maknyus saja. Ada Bubble Tea Calais, Batagor Bandung Wibisana, Roti Prata, Sup Sumsum, Martabak Aceh, Martabak Padang, Mie Kocok Gang Rama Bandung, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Semua uenak-uenak....
Namun ada sedikit tips nih dari saya. Kalau mau makan di Eat and Eat Pasar Apung sebaiknya pas agak sorean dikit aja sekitar jam 4 atau 5 sore; atau malam sekalian. Sebabnya kalau pas jam makan siang, duduk di situ panas Bro...padahal ada atapnya lho. Kenapa bisa begitu?
Begini nih. Di sekitar bangunan Eat and Eat itu tidak ada pohon, sebab ia dikelilingi oleh sungai buatan. Jadi pohonnya mau ditanam di mana?
Dan satu lagi – menurut dosen arsitektur saya dulu – keberadaan air pada suatu ruang terbuka bukan membuat udara sekitar jadi sejuk nyaman. Malah sebaliknya. Air di sungai /danau itu menguap dan meningkatkan kelembaban udara sekitar. Akibatnya kita merasa gerah dan kepanasan karena tubuh susah berkeringat. Itulah sebabnya.
Nah, maka daripadanya itulah, saran saya, kalau mau makan siang mendingan di restoran satunya lagi saja. Ada Iga Penyet “Warung Tekko”, Ramen “Ikkudo Ichi”, dan Steik Barbeque “Carnivor”, bisa jadi pilihan. Desain interior bangunannya juga menarik, berupa cafe modern dua lantai. Di sini tempatnya lebih tidak panas cenderung sejuk karena banyak pohon di sekitarnya. Juga letaknya masih di "darat" (in the main land), bersebelahan dengan berbagai wahana permainan edukatif bertema sains.
Restoran keluarga di Taman Edukasi Eco Art Park, Sentul City, Bogor
Nah, bicara tentang permainan edukatif di Eco Art Park ini, semuanya gratis, bebas dimainkan tanpa harus bayar. Asalkan berani!
Misalnya sepeda keseimbangan. Beranikah anda menyeberangi sungai naik sepeda yang melintas di atas seutas tali tambang? Kata papan petunjuknya sih tidak perlu ragu dan takut karena tidak bakalan jatuh. Dengan ilmu fisika mengenai titik berat dan teori kesetimbangan (whatttt???) maka anda tidak akan jatuh. Di bawah lintasan tali nya pun ada jaring pengaman. Aman, tidak akan cedera. Tapi bukan itu yang saya takutkan….Malunya itu lho kalau jatuh.. Hehehe. Jadi memang harus berani…Berani Malu!
Sepeda "sirkus" melintasi Sungai Cikeas...berani? Anak ini juga gak jadi,...sudah naik turun lagi
Ada lagi permainan yang menjelaskan cara kerja parabola. Ya,...parabola yang suka kita pakai buat nangkap siaran TV luar negeri itu lho... Nah, di sini dijelaskan bahwa kalau kita ngomong tepat di tengah-tengah lingkaran parabola itu (broadcaster), maka orang yang di lingkaran parabola yang lainnya (receiver) bisa mendengar suara kita. Karena suara kita akan difokuskan lalu dipancarkan kemudian ditangkap. Tapi, kemaren itu saya tidak berhasil membuktikan teori itu sebab di ujung sana, ada orang pacaran...duduk asyik di tengah lingkaran parabola.. Mereka pikir ini pacaran bertema sains kali ya? :)
Ini parabola...bukan payung
Eco Art Park di Sentul City sejatinya taman pepohonan hijau dengan tema ilmu pengetahuan. Suasananya sejuk. Selain permainan edukatif aplikasi teori fisika tadi itu, terdapat pula karya seni berupa sculpture dan patung-patung. Sebagai focal point, di tengah-tengah taman berdiri patung yang paling tinggi dan paling futuristik: robot raksasa yang menyerupai Transformer. Banyak yang pada foto-foto bersama robot ini.
Bagaimana caranya ke Pasar Apung / Eco Art Park Sentul City?
Kalau anda tahu Masjid Andalusia atau Kampus STEI Tazkia-nya Dr. Muh. Syafii Antonio (ahli ekonomi syariah), berarti anda sudah tinggal berjarak sepelemparan tombak saja dari Pasar Apung \ Eco Art Park. Memang letaknya itu di seberang kampus dan masjid tersebut. Di GPS tinggal masukkan saja nama kampus atau masjid itu. Nanti muncul deh petunjuk direction nya.
Tapi, kalau tidak mau pakai GPS juga gampang kok. Yang penting anda masuk Tol Jagorawi. Kalau dari arah Jakarta, maka keluarnya di exit/pintu tol Sentul City. (tulisan di plang penunjuk jalan: Sentul City / Kedung Halang / Tol Lingkar Luar Bogor). Adanya setelah pintu keluar Sirkuit Sentul dan persis setelah Rest Area Sentul.
Nah, setelah keluar tol, maka lurus dan mentok ketemu pertigaan. Belok kiri (kalau belok kanan ke arah Ikan Bakar dalam Bambu "Karimata" dan ke Bogor via Kedunghalang / Tol Lingkar Luar). Pelan-pelan saja. Tidak jauh kemudian, melewati Mall Bellanova dan Marketing Office Sentul City (lihat kanan). Perlahan saja, di depan ketemu bundaran (GPS bilangnya: roundabout). Nah, belok kanan di bundaran itu, masuk ke jalan arah masjid. Pelan-pelan saja. Tidak jauh dari situ, di sebelah kiri ada Masjid Andalusia dan yang di kanan jalan itulah dia Taman Eco Art Park / Pasar Apung.
Yang susah kalau mau ke pasar apung ini cari parkirnya. Penuh terus. Lahan parkirnya sedikit sehingga meluber ke jalan, parkir paralel. Kami pun sampai berputar-putar 2x masih juga tidak kebagian. Akhirnya terpaksa parkir di Masjid Andalusia. Tidak apa-apa,… sekalian Sholat Zuhur.
Restoran keluarga Mang kabayan ada di depan pintu masuk Eco Art Park
Masuk ke Taman Eco Park kita disambut oleh Sculpture "aneh" ini...mungkin maksudnya UFO ya?
Kalau dari Bogor, juga bisa lewat Tol Lingkar Luar Bogor. Nah, setelah keluar tol itu, tinggal lurus saja sampai ketemu bundaran (roundabout), lalu belok kanan. Sampai deh... Pasar Apung / Eco Art Park ada di depannya Masjid Andalusia dan Kampus STEI Tazkia.