Langsung ke konten utama

Di Mana Tempat Wisata Alam di Jakarta Utara? Bisa Jalan Sekeluarga, Bagus untuk Foto dan Anak-anak Bisa Main


Kami kemarin berwisata alam (ECOTOURISM) melihat mangrove. Adanya di Jakarta lho. Tidak perlu jauh-jauh ke luar kota. Yang hijau dan natural ternyata ada juga di ibukota Jakarta. Di sana kita bisa lihat burung-burung (bird observation) selain atraksi utama: menikmati alam pesisir pantai dan menanam bakau (mangrove). Di mana sih? Sudah penasaran? Nah inilah dia.

Adanya di Kamal Pluit, tepatnya di Pantai Indah Kapuk. Namanya Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Letaknya persis di sebelahnya gedung Buddha Tzu Chi Center. Kalau masuk kompleks perumahan PIK (Pantai Indah Kapuk), gampang sekali mencarinya. Tidak bakalan kelewat deh, sebab Yayasan Buddha Tzu Chi ini gedungna besar sekali – dan juga bagus. Persis pas bundaran (roundabout).

Lengkapnya begini caranya ke Taman Wisata Alam Mangrove PIK, Jakarta

Kami berangkat dari rumah siang jam setengah dua agar bisa tiba di lokasi sekitar jam 3. Hal itu mengingat bahwa Taman Bakau ini kan berada di pinggir pantai utara Jakarta, jadi pastinya cuacanya terik dan lebih bersahabat kalau dikunjungi pagi atau sore hari (Tips Pertama)

Dari Pondok Kelapa kami masuk ke Tol Priuk, terus saja menuju arah Bandara Soekarno Hatta. Nah, setelah melewati Jembatan Tiga dan Pluit, lurus saja dan bersiap keluar. Exit nya pas tulisan Pantai Indah Kapuk (PIK). Nah, keluar tol itu kita langsung berada di kompleks perumahan PIK. Lurus saja terus melewati danau di kanan jalan (banyak orang nongkrong dan mancing), nanti ketemu jembatan. Menyeberangi Sungai / Kali Cengkareng lalu belok kanan. Lurus masuk terowongan, melintas di bawah Jalan Tol. Masih lurus saja terus menuju arah Rumah Sakit PIK. Nanti di depan ada persimpangan. Belok kiri melewati Waterboom Pluit. Lurus melewati deretan ruko berbagai macam restoran. Nah, persis di depan ada bundaran besar (pepohonan di tengah-tengahnya) yang ada gedung bergaya Istana Tionghoa: Yayasan Buddha Tzu Chi. Masuk ke bundaran itu, putar kanan dikit lalu langsung kiri. Ikuti petunjuk jalan (plang/signage) bertuliskan Taman Wisata Alam Angke Kapuk. Menyusur jalan di samping Buddha Tzu Chi, mentok lalu belok kanan. Nah, mentok lagi, belok kiri. Itulah dia pintu masuk ke Taman Wisata Alam Hutan Bakau, Jakarta.

Masuk ke Taman Wisata Alam Hutan Bakau di Pluit, Jakarta

Gedung Aula menyambut Anda


Anak-anak senang main panjat-panjatan di jembatan gantung ini

Masuk ke sini, orang dewasa bayarnya Rp 25 ribu per orang. Anak-anak Rp 10 ribu. Untuk mobil tarifnya 10 ribu, motor 5 ribu. Jadi kami kemarin berempat bayar total 80 ribu. Kok sudah mirip-mirip tarif tiket masuk Ancol ya? Tapi bedanya, di TWA Angke Kapuk ini banyak tidak boleh nya. Apa tuh?

Antara lain, pas di pintu masuk 2x kami ditanya apakah bawa kamera DSLR (karena tidak diperbolehkan). Juga tidak boleh bawa makanan - misalnya anda berniat mau piknik seperti di Ancol, Taman Mini atau Ragunan - padahal di dalam kawasan tidak ada restoran. Hanya ada kantin yang menjual nasi goreng (Rp 25 ribu) dan Indomie Goreng (Rp 8 ribu) serta Pop Mie (Rp 8 ribu). Minuman pun tidak ada aqua botol atau susu kotak (Indomilk atau Ultra untuk anak-anak). Cuma ada es teh manis atau teh botol. Jadinya kemarin itu anak kami minumnya susu cup\gelas hasil penukaran tiket masuk (welcome drink). 

Tips kedua: Makan dahulu sebelum ke Taman Bakau ini. Pastikan perut Anda dan keluarga sudah kenyang.

Sebetulnya menurut saya agak membingungkan juga kebijakan untuk tidak memperbolehkan membawa kamera DSLR ini. Ke Ancol saja kita bebas foto-foto pakai kamera profesional sekalipun. Tapi kalau di Taman Wisata Muara Angke ini, kalau mau foto-foto misalnya pre wedding gitu, kabarnya harus lapor dan membayar... Kalau tidak salah sekitar Rp 500 ribu – Rp 1 juta. Wihh.. Mahal juga ya? Padahal kalau menurut saya nih, dengan membolehkan orang bebas foto-foto pakai kamera DSLR, nantinya makin banyak orang yang tertarik datang ke sini. Akibatnya pendapatan dari tiket masuk bertambah. Saya rasa itu lebih menguntungkan dibanding mengharap dari uang sewa lokasi untuk foto professional (pre wedding atau shooting). Tapi entahlah,...mungkin pengelolanya punya pertimbangan dan hitung-hitungan lain.  

Tip ketiga: Jangan bawa kamera baik yang profesional maupun yang kamera digital saku sekalipun. Kalau mau foto, gunakan saja kamera handphone. 

Oya, memangnya apa yang menarik dan fotogenik di Taman Wisata Alam Jakarta ini sehingga bagus buat jadi setting background foto?  

Di sini memang suasananya alam banget. Pepohonan dan vegetasi rawa ada di sini, sebagian besar Mangrove (Bakau). Jadinya buat yang perlu background alam, di sini bisa. Kesannya green gitu lhoh...

Hutan bakau penjaga pantai dan ekosistem di pesisir pantai Jakarta


Pemandangan dari Masjid Al Hikmah. Terlihat pemandangan hutan bakau 

Berfoto dengan background tanaman bakau 

Selain itu, bangunan di sini dibuat dengan konstruksi kayu agar menyatu dengan alam. Model panggung dengan kayu kamper yang kokoh, kuat dan anti rayap. Mulai dari masjid di atas air (payau) di dekat gerbang masuk, lalu kantin, aula, dan bungalow (cottage) ber-AC tempat menginap keluarga. Semua terbuat dari kayu. Nah, yang menarik dan khas di sini itu adanya Kemah Permanen. Apa itu? 

Masjid atas air, Al Hikmah, dengan struktur dan konstruksi kayu. Arsitekturnya indah dan fotogenik (bagus buat difoto). 

Cottage tempat menginap bisa untuk keluarga atau kantor (perusahaan)

Dengan luas 99.82 hektar Taman Wisata Alam Angke Kapuk ini menawarkan lokasi untuk berkemah (camping). Bisa menggunakan tenda sendiri atau menyewa Kemah Permanen yang sudah disediakan pengelola. Bentuknya unik, segitiga, terbuat dari kayu dengan luas 9 meter persegi, hanya cukup untuk dua orang merebahkan diri atau tidur. Ada satu pintu dan jendela dengan kawat nyamuk. Di area kompleks ini ada banyak Pondok Kemah tersebut mendominasi. Letaknya di area belakang kantin. Berjejer rapi dan eksotik sehingga bagus untuk di foto. Ada yang letaknya berjajar di atas tanah di bawah pepohonan, dan lebih banyak lagi yang berderet di atas air rawa. Buat menuju ke Pondok Kemah itu kita bisa melalui jerambah (jembatan kayu). Wuih..asyik juga kali ya bagi  yang punya jiwa petualang. Menyepi di tengah kota jakarta, menikmati alam hutan bakau, tidur di "rumah panggung" di atas rawa. 

Tenda Permanen (Pondok Kemah) untuk camping di Jakarta


Pondok Kemah di atas air

Atraksi lainnya di Taman Wisata Alam Pantai Mangrove ini tentu saja segala hal yang berhubungan dengan mangrove. Mulai dari pembibitan, pembuatan pupuk organik, penanaman hingga pelestarian bakau. Nah, buat para pengunjung bisa ikut berkontribusi kepada lingkungan hidup pesisir pantai ini. Caranya ikut kegiatan Menanam Bakau. Dengan membayar sekitar ratusan ribu, kita nanti diberi bibit mangrove untuk kita tanam. Lalu di dekatnya dipasangkan patok plang yang bertuliskan nama kita. Jadi ini semacam program Foster Tree gitu. Di sini sudah banyak sekali berbagai individu, perusahaan dan organisasi yang berpartisipasi. Mulai dari anak-anak sampai yang dewasa. Dari LSM sampai multi national company.  

Menanam Bakau melestarikan lingkungan pantai sekaligus mencegah banjir di Jakarta

Atraksi lain di kawasan wisata ini naik kapal sampan menjelajah alam pesisir pantai. Yang ini lumayan mahal bayarnya. Paling murah naik sampan kayu atau kano (Rp 100 ribu). Silakan mengayuh sendiri pakai dayung sekitar 40 menit. Kalau mau disetirin pakai kapal motor (boat) bayarnya Rp 250 ribu untuk yang muat 6 orang atau Rp 300 ribu untuk yang 8 penumpang. Saya ingatnya yang di Bandar Jakarta, Ancol tarifnya cuma Rp 100 ribu sekali jalan untuk naik perahu motor sekeluarga. Cuma bedanya di ancol kita berwisata laut, kalau di TWA ini kita bisa keliling rawa menikmati suasana alam air payau, hutan bakau dan burung-burung yang beterbangan. Asyik juga sepertinya. 



Di depannya kantin dan aula ada petujuk jalan. Tulisannya: Menuju ke Pantai...Nah, jadi penasaran deh kami ingin tahu ada apa di sana. Maka berjalanlah kami ke sana dengan riang gembira. 

Jalan menuju ke area pantai

Terus melewati boat dan perahu. Bangunan yang kanan itu toilet. Bagus lho toiletnya. Yang di masjid juga bagus toiletnya. 

Setelah melewati semacam pabrik pembuatan pupuk organik, maka kita akan melewati jembatan kayu. 

Terus melewati jalan setapak yang dibuat dari kayu bulat. Kalau pakai wedges atau sepatu hak tentunya kesulitan kalau mau lewat sini. Di sepanjang jalan, setiap 100 meter ada tempat sampah. 

Tips keempat: Jangan pakai high heels atau wedges. Pakailah sandal atau sepatu yang nyaman untuk jalan di tanah, bebatuan dan jembatan kayu.  

Nah, inilah dia ternyata yang katanya "pantai" itu...Hehehe..lagi ada pembangunan entah apa..banyak crane, excavator dan alat berat lainnya. Yang ujung itu ada pondok untuk duduk-duduk menghirup udara pantai. 

Alamat Taman Wisata Alam Angke Kapuk
Pantai Indah Kapuk, Kamal Muara, Jakarta, Indonesia
Telpon: 02129033066, 02129033055, 0811804579
Fax: 02129033077
Buka (Operational hour) : 07:00 – 19:00
Website: http://jakartamangrove-resort.com/

Alamat kantor / Reservasi: Jalan Loka Indah 4 B, Warung Buncit, Jakarta Selatan
Telpon: +6281932254370, +628158030933 

TAS PREMIUM INDONESIA

TAS PREMIUM INDONESIA
INDONESIAN PREMIUM BRAND

Postingan populer dari blog ini

Restoran All You Can Eat Pilihan Keluarga: Hanamasa atau Shabu Slim ?

Anda pernah makan di Hanamasa ? Saya rasa jawabnya ‘iya’. Benar kan? :) Restoran All You Can Eat ini memang salah satu favorit pemirsa... Kenapa begitu. Saya rasa ada beberapa alasan. Pertama, lokasinya ada di banyak tempat sehingga mudah dijangkau. Tidak perlu jalan terlalu jauh...Ada di dekat rumah atau kantor. Bukan hanya di Jabodetabek, tapi juga di berbagai kota besar seperti Badung, Surabaya, dan Bali. Alasan kedua, harganya relatif lebih murah dibanding yang lain, misalnya: Piscator (di Epicentrum Kuningan).  Memang ada juga Resto Makan Sepuasnya yang lebih murah dari Hanamasa, misalnya Hartz Chicken Buffet . Namun menu yang disajikan berbeda. Yang itu ayam yang ini sea food. Jadi memang masakan laut lebih banyak disukai orang. Nah, inilah alasan ketiga. Penikmat kuliner lebih suka sea food dibanding ayam. Apalagi, Hanamasa ini menyajikannya ala Jepang, Korea dan Thailand jadinya simpel dan enak. Memasak sendiri menjadi begitu gampang. Tinggal celup ke bumbu, bakar d...

Rumah Makan Sunda di Bandung; Antara Ma' Uneh, Sawios, dan Ibu Hj. Cijantung

Taman Flexi di Bandung tempat main sepeda...Asyik.. Libur panjang ya? Asyik banget! Wisata ke Bandung lewat  Tol Cipularang tapi tidak lupa keluar tol sebentar buat mampir makan siang di Sate Maranggi yang asli . Yang di bawah hutan jati, Purwakarta itu lho... Nah, sore-sore menjelang maghrib kami sampai deh di Bandung. Kalau sudah di tanah Parahyangan tentunya pengen mencicipi yang khas dong. Maka daripada itu terpikirlah untuk makan di rumah makan Sunda favorit keluarga kami : Ibu Hj. Cijantung (dulu namanya Hj. Ciganea) . Dari exit tol Pasteur tinggal lurus saja, naik jembatan Pasupati sampai ujungnya, bermuara di Jalan Surapati. Ketemu lampu merah depan Gasibu, tinggal lurus saja sedikit. Pelan-pelan. Ada belokan pertama ke kiri – di sebelahnya RM. Sindang Reret. Nah, masuk ke situ. Itu namanya Jalan Merak (di situ ada toko kaos legendaris “ C59 “– yang angkatan-angkatan babe gua, tahun 90-an pasti tahu banget sama baju kaos ini). Tak jauh dari situ, tengok kiri...
Custom Search